Sebagai pekerjaan evaluasi kebijakan pendidikan, tugas utama mencakup analisis kebijakan dan program pendidikan untuk mengevaluasi efektivitasnya.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pengumpulan dan analisis data pendidikan, seperti hasil ujian, angka kelulusan, partisipasi siswa, dan kegiatan pendidikan lainnya.
Komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti guru, siswa, orangtua, dan lembaga pendidikan, juga merupakan bagian penting dari pekerjaan ini untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang situasi pendidikan yang ada.
Seorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang sistem pendidikan dan kebijakan pendidikan, serta mampu melakukan analisis kebijakan dengan objektif, akan cocok untuk pekerjaan evaluasi kebijakan pendidikan.
Dalam pekerjaan ini, seorang kandidat juga harus memiliki kemampuan analisis yang kuat, kritis, dan mampu berpikir secara sistematis dalam mengevaluasi efektivitas kebijakan pendidikan.
Jika kamu tidak memiliki kemampuan analitis yang kuat, memiliki pemahaman yang terbatas tentang sistem pendidikan, dan tidak memiliki minat dalam mengkaji kebijakan pendidikan, kemungkinan besar kamu tidak cocok untuk melakukan evaluasi kebijakan pendidikan.
Miskonsepsi tentang evaluasi kebijakan pendidikan adalah anggapan bahwa evaluasi hanya berfokus pada pencapaian target dan angka-angka, padahal sebenarnya evaluasi juga melibatkan analisis mendalam terhadap proses dan dampak kebijakan.
Ekspektasi terhadap evaluasi kebijakan pendidikan seringkali mengharapkan solusi instan dan perubahan drastis, padahal dalam realita evaluasi membutuhkan waktu, kerjasama yang baik antara pemangku kepentingan, dan perubahan secara bertahap.
Evaluasi kebijakan pendidikan berbeda dengan profesi lain yang mirip seperti konsultan atau auditor, karena evaluasi kebijakan pendidikan memiliki fokus yang lebih luas, melibatkan aspek sosial dan kebijakan publik, serta bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan sistem pendidikan secara keseluruhan.