Sebagai hakim/pejabat pengadilan agama Hindu, tugas utama adalah mendengarkan dan memutuskan perselisihan yang berkaitan dengan hukum-hukum agama Hindu.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pembuatan keputusan hukum yang berdasarkan ajaran dan prinsip agama Hindu, serta memastikan keadilan dan kepatuhan terhadap hukum agama.
Mengelola administrasi pengadilan agama Hindu termasuk mengatur jadwal sidang, membuat catatan persidangan, serta berkomunikasi dengan pihak terkait seperti pengacara, saksi, dan pihak yang bersengketa.
Seorang yang cocok untuk menjadi Hakim/Pejabat Pengadilan Agama Hindu adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum dan prinsip-prinsip agama Hindu. Mereka juga harus memiliki integritas tinggi, keadilan, dan ketegasan dalam menjalankan tugas mereka sebagai penegak hukum agama Hindu.
Jika kamu tidak memiliki kepekaan terhadap hukum-hukum agama Hindu dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam ajaran serta ritus-ritual agama Hindu, kemungkinan kamu tidak cocok dengan menjadi seorang Hakim/Pejabat Pengadilan Agama Hindu.
Miskonsepsi tentang profesi Hakim/Pejabat Pengadilan Agama Hindu adalah mereka hanya bertugas menyelesaikan sengketa pernikahan dan perceraian dalam agama Hindu. Padahal, tugas mereka lebih luas dan mencakup penyelesaian sengketa hukum yang berhubungan dengan agama Hindu secara umum.
Ekspektasi terhadap profesi Hakim/Pejabat Pengadilan Agama Hindu adalah mereka akan menjadi penengah yang adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara. Namun, realitanya, mereka juga terbatas oleh aturan dan ketentuan hukum yang berlaku, sehingga tidak semua putusan yang diharapkan bisa terwujud.
Perbedaan dengan profesi serupa, seperti Hakim Pengadilan Umum, terletak pada objek perkara yang mereka tangani. Hakim/Pejabat Pengadilan Agama Hindu lebih spesifik dalam menangani sengketa hukum yang berkaitan dengan agama Hindu, sedangkan Hakim Pengadilan Umum menangani perkara secara umum, tidak terkait dengan agama tertentu.