Memiliki tugas utama memberikan konseling dan penilaian etika dalam konteks medis dan penelitian.
Konselor bioetika juga diharapkan untuk memberikan rekomendasi dan panduan etika kepada tenaga medis dan peneliti.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan analisis dan evaluasi dilema etika yang kompleks dalam bidang medis dan penelitian.
Seorang yang cocok sebagai konselor bioetika adalah individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang etika dalam bidang kedokteran dan ilmu biologi, serta memiliki kemampuan analisis yang kritis dan objektif.
Kemampuan komunikasi yang baik dan empati yang tinggi juga diperlukan agar konselor bioetika dapat berinteraksi dengan pasien, keluarga, dan tim medis untuk memberikan pendampingan dan solusi yang tepat dalam dilema etis yang kompleks.
Jika kamu tidak memiliki empati yang tinggi, tidak sabar dalam mendengarkan masalah orang lain, dan kurang sensitif terhadap isu-isu etika, kemungkinan kamu tidak cocok sebagai seorang konselor bioetika.
Miskonsepsi tentang profesi Konselor Bioetika adalah bahwa mereka hanya berfokus pada aspek moral dan etika tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti hukum dan kebijakan.
Ekspektasi umum terhadap Konselor Bioetika adalah bahwa mereka akan secara langsung memberikan solusi atas dilema etika yang kompleks, namun kenyataannya mereka lebih bertugas sebagai penasihat dan mediator dalam proses pengambilan keputusan.
Perbedaan utama antara Konselor Bioetika dan profesi yang mirip seperti ahli bioetika adalah bahwa Konselor Bioetika lebih berorientasi pada aspek konseling dan pengambilan keputusan, sedangkan ahli bioetika lebih berfokus pada analisis moral dan etika dalam konteks bioetika.