Mengemban tugas membantu individu dan keluarga dalam menghadapi masalah kehidupan secara spiritual dan psikologis.
Melakukan konseling dan sesi terapi dengan menggunakan pendekatan agama sebagai pedoman dan sumber kebijaksanaan.
Memfasilitasi proses pemulihan, memberikan nasihat dan panduan kepada klien berdasarkan nilai-nilai agama yang mereka anut.
Profil orang yang cocok untuk menjadi konselor di lembaga konseling berbasis agama adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang agama tertentu, serta memiliki empati dan kepekaan sosial yang tinggi terhadap masalah dan konflik yang dihadapi oleh klien.
Kemampuan mendengarkan dengan empati dan memberikan nasihat yang bijaksana berdasarkan prinsip-prinsip agama merupakan kualitas yang sangat penting bagi seorang konselor di lembaga konseling berbasis agama.
Jika kamu tidak memiliki nilai-nilai agama yang kuat dan tidak percaya akan pentingnya bimbingan agama dalam konseling, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Konselor di lembaga konseling berbasis agama adalah bahwa mereka hanya membahas masalah spiritual dan agama saja, padahal mereka juga membantu dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak hanya terkait dengan agama.
Ekspektasi masyarakat terhadap Konselor di lembaga konseling berbasis agama adalah bahwa mereka akan memberikan jawaban dan solusi instan untuk masalah, namun dalam realita sebenarnya konseling membutuhkan waktu dan proses yang panjang.
Perbedaan dengan profesi yang mirip adalah bahwa Konselor di lembaga konseling berbasis agama memiliki pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek spiritual dan agama dalam proses konseling, sedangkan profesi lain seperti psikolog atau konselor non-agama lebih fokus pada aspek psikologis dan emosional.