Pekerjaan sebagai konsultan riset budaya melibatkan melakukan analisis dan penelitian mendalam tentang kebudayaan suatu komunitas atau masyarakat.
Tugas utama meliputi merancang dan melakukan survei, wawancara, dan observasi untuk memahami nilai-nilai, norma, dan tradisi yang ada dalam komunitas tersebut.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan analisis data, penyusunan laporan, dan memberikan rekomendasi kepada klien untuk mengembangkan strategi yang sesuai dengan budaya yang ingin dijelajahi.
Orang yang cocok untuk pekerjaan sebagai Konsultan Riset Budaya adalah mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang antropologi, memiliki kemampuan analitis yang kuat, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik secara lisan maupun tertulis.
Jika kamu tidak memiliki minat dalam mempelajari budaya, kurang memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis, serta tidak memiliki keterampilan dalam melakukan riset, maka kamu tidak cocok untuk menjadi seorang konsultan riset budaya.
Miskonsepsi tentang profesi konsultan riset budaya adalah bahwa mereka hanya perlu melakukan observasi yang singkat dan dapat langsung memberikan rekomendasi yang akurat tanpa menghabiskan waktu dalam penelitian mendalam.
Ekspektasi terhadap seorang konsultan riset budaya adalah bahwa mereka akan memiliki pemahaman seketika dari budaya yang sedang diteliti tanpa perlu belajar secara intens, padahal sebenarnya profesi ini membutuhkan waktu dan dedikasi untuk memahami kompleksitas budaya yang berbeda.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti antropolog adalah bahwa konsultan riset budaya lebih fokus pada aspek praktis dan diterapkan dalam konteks bisnis atau organisasi, sedangkan antropolog cenderung lebih fokus pada penelitian akademis tanpa melibatkan penerapan langsung.