Pekerjaan sebagai kurator museum keagamaan melibatkan pengelolaan dan pelestarian koleksi artefak, benda seni, dan dokumen yang berkaitan dengan keagamaan.
Tugas utama meliputi penelitian, penggalian, dan penjagaan koleksi-koleksi tersebut agar tetap terjaga kondisinya dan dapat dipajang serta dipublikasikan dengan baik.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan perencanaan dan penyelenggaraan pameran, serta penyampaian informasi serta edukasi kepada pengunjung tentang nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam koleksi museum.
Orang yang cocok untuk pekerjaan sebagai kurator museum keagamaan adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang luas tentang agama-agama, memiliki minat yang besar terhadap seni dan sejarah, serta memiliki kemampuan untuk mengelola dan menginterpretasikan koleksi-koleksi yang ada.
Kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat, serta memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai keagamaan dan budaya, juga menjadi faktor penting dalam menjadi kurator museum keagamaan yang sukses.
Seseorang yang tidak memiliki minat atau pengetahuan yang cukup dalam bidang seni, sejarah, dan keagamaan mungkin tidak cocok untuk menjadi seorang kurator museum keagamaan.
Miskonsepsi tentang profesi Kurator Museum Keagamaan adalah bahwa pekerjaannya hanya terbatas pada menjaga koleksi-koleksi dan mengatur tata letaknya.
Ekspektasi masyarakat terkadang mengira bahwa Kurator Museum Keagamaan hanya perlu memiliki pengetahuan agama, padahal sebenarnya mereka juga membutuhkan pengetahuan dalam bidang sejarah, seni, dan etnografi.
Perbedaan dengan profesi kurator museum pada umumnya adalah bahwa Kurator Museum Keagamaan memiliki pengetahuan khusus mengenai agama dan budaya keagamaan, serta tugasnya lebih fokus pada pengelolaan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan agama.