Pelatih atau instruktur komunikasi persuasif bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada individu atau kelompok dalam teknik dan strategi komunikasi yang persuasif.
Tugas utama mereka meliputi mengajar peserta tentang cara membangun argumen yang efektif, menggunakan bahasa tubuh yang tepat, dan mempengaruhi audiens dengan cara yang persuasif.
Selain itu, mereka juga akan memberikan umpan balik dan saran kepada peserta tentang cara meningkatkan kemampuan komunikasi mereka untuk mencapai tujuan persuasif.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan sebagai Pelatih atau Instruktur Komunikasi Persuasif adalah seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain, dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang strategi komunikasi persuasif.
Seseorang yang berbakat dalam memahami emosi dan pikiran orang lain, serta memiliki kreativitas dalam merancang pendekatan komunikasi yang efektif, akan menjadi kandidat yang ideal untuk pekerjaan ini.
Jika kamu tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, tidak pandai mempengaruhi orang lain, serta kurang memiliki kreativitas dalam merancang strategi persuasi, kemungkinan kamu tidak cocok menjadi seorang pelatih atau instruktur komunikasi persuasif.
Miskonsepsi tentang profesi Pelatih atau Instruktur Komunikasi Persuasif adalah bahwa mereka hanya mengajarkan teknik manipulasi penjualan. Padahal, sejatinya mereka membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi persuasif secara efektif.
Ekspektasi yang salah adalah menganggap bahwa menjadi Pelatih atau Instruktur Komunikasi Persuasif akan memberikan hasil instan dalam menjadi penjual yang sukses. Namun, realitanya, perlu proses belajar dan latihan yang konsisten untuk menguasai keterampilan komunikasi persuasif.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti sales trainer, adalah fokus yang lebih spesifik pada teknik komunikasi persuasif yang lebih luas. Pelatih atau Instruktur Komunikasi Persuasif lebih berfokus pada mengajarkan prinsip-prinsip persuasi dan menyesuaikannya dengan berbagai situasi, sementara sales trainer lebih fokus pada strategi penjualan produk tertentu.