Pembuat Konten Digital Budaya

  Profil Profesi

Seorang pembuat konten digital budaya bertanggung jawab untuk menciptakan dan mengelola konten digital yang berkaitan dengan budaya.

Tugas utamanya meliputi penelitian, penulisan, dan produksi konten yang informatif dan menarik tentang berbagai aspek budaya, seperti seni, sejarah, tradisi, dan budaya populer.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan promosi konten melalui platform digital, seperti website, media sosial, atau aplikasi, sehingga dapat diakses dan dinikmati oleh masyarakat luas.

Apa saya cocok bekerja sebagai Pembuat konten digital budaya?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan pembuat konten digital budaya adalah seorang yang memiliki kepekaan terhadap budaya, kreatif, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang media sosial, akan cocok dengan pekerjaan pembuat konten digital budaya.

Dalam mendapatkan kesuksesan di bidang ini, seorang kandidat juga perlu memiliki kemampuan penulisan yang baik dan mampu menghasilkan konten yang relevan dan menarik bagi audiensnya.

Jika kamu tidak memiliki minat dan pemahaman yang cukup dalam budaya dan tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menulis dan berkomunikasi secara online, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.

Konsep, ekspektasi dan realita

Ekspektasi tentang profesi pembuat konten digital budaya sering kali mengira bahwa pekerjaannya hanya sebatas membuat postingan di media sosial. Namun, realitanya, mereka juga harus melakukan riset, pengembangan konsep kreatif, serta menghadapi tekanan deadline yang ketat.

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa profesi pembuat konten digital budaya hanya berfokus pada hiburan dan bersifat santai. Padahal, dalam prakteknya, mereka juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya, sejarah, serta konteks sosial untuk membuat konten yang bermakna dan relevan.

Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti influencer atau selebriti di media sosial, terletak pada tujuan utama dari pekerjaan tersebut. Pembuat konten digital budaya bertujuan untuk melestarikan dan membagikan nilai-nilai budaya, sementara influencer atau selebriti biasanya berfokus pada mempromosikan diri sendiri atau merek.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Teknik Informatika atau Ilmu Komputer
Desain Komunikasi Visual atau Desain Grafis
Sastra atau Studi Budaya
Komunikasi atau Public Relations
Antropologi atau Sosiologi
Seni Rupa atau Desain Produk
Jurnalistik atau Penulisan Kreatif
Ilmu Perpustakaan atau Arsipologi
Pendidikan Bahasa atau Sastra
Film atau Televisi

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Museum Nasional Indonesia
TVRI (Televisi Republik Indonesia)
Gojek
Tokopedia
Shopee
Bukalapak
TikTok Indonesia
Traveloka
Google Indonesia