Melakukan perencanaan dan pengawasan operasional restoran serta mengelola stok bahan makanan dan pengadaan peralatan dapur.
Mempromosikan dan memasarkan restoran kepada pelanggan potensial melalui media sosial, website, dan kolaborasi dengan mitra bisnis.
Bertanggung jawab dalam mengatur keuangan restoran, memastikan keuangan yang sehat dan mengoptimalkan pendapatan dari penjualan makanan dan minuman.
Seorang pemilik usaha kuliner harus memiliki kreativitas dalam menciptakan menu yang menarik, keahlian dalam mengelola keuangan dan operasional, serta kemampuan untuk memimpin tim dengan baik dan menghadapi tantangan dalam industri kuliner yang kompetitif.
Pemilik usaha kuliner juga harus memiliki kepekaan terhadap tren dan perubahan pasar, serta kemampuan untuk membangun jaringan yang kuat dengan pelanggan dan mitra bisnis.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki minat dan keahlian dalam memasak atau mengelola bisnis kuliner.
Miskonsepsi tentang pemilik usaha kuliner adalah bahwa mereka hanya menghabiskan waktu bermain-main dengan makanan enak sepanjang hari, padahal kenyataannya mereka harus bekerja keras dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengelola bisnis mereka.
Ekspektasi yang salah tentang profesi pemilik usaha kuliner adalah bahwa mereka akan langsung sukses dan menghasilkan banyak uang dalam waktu singkat. Padahal, dalam kenyataannya, mengelola bisnis kuliner membutuhkan waktu, upaya, dan risiko finansial yang besar.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti chef adalah bahwa pemilik usaha kuliner tidak hanya mengurus masakan dan memasak, tetapi juga bertanggung jawab dalam aspek bisnis seperti manajemen keuangan, pemasaran, dan pengelolaan karyawan. Sementara chef lebih fokus pada pembuatan menu dan pengolahan makanan.