Pemilik usaha pertanian hortikultura bertanggung jawab dalam mengelola dan menjalankan kegiatan pertanian yang berfokus pada tanaman hortikultura.
Tugas utamanya mencakup pemilihan bibit tanaman, perawatan tanaman seperti pemupukan dan penyiraman, serta pemantauan terhadap kondisi tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Selain itu, pemilik usaha pertanian hortikultura juga perlu mengelola ketersediaan pasokan bahan baku, merencanakan penjadwalan panen, dan mengatur distribusi hasil pertanian kepada pelanggan atau pihak-pihak terkait.
Profil orang yang cocok untuk menjadi pemilik usaha pertanian hortikultura adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang pertanian, memiliki keterampilan manajerial yang baik, dan memiliki semangat dan dedikasi tinggi terhadap pertanian hortikultura.
Dalam mengelola usaha pertanian hortikultura, seorang pemilik usaha juga perlu memiliki kemampuan problem solving yang baik, fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan, dan memiliki kemampuan dalam merencanakan strategi pemasaran yang efektif.
Jika kamu tidak tertarik atau tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pertanian dan hortikultura, kemungkinan kamu tidak cocok dengan menjadi pemilik usaha pertanian hortikultura.
Sebagian orang mengira bahwa sebagai pemilik usaha pertanian hortikultura, mereka akan mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Namun, kenyataannya, mengelola usaha pertanian membutuhkan waktu, kerja keras, dan pengetahuan yang mendalam tentang teknik bertani yang efektif.
Banyak yang beranggapan bahwa profesi sebagai pemilik usaha pertanian hortikultura hanya berkaitan dengan kebun bunga atau tanaman hias saja. Padahal, hortikultura juga meliputi pengelolaan kebun sayur, buah-buahan, dan tanaman obat. Dibutuhkan pemahaman yang luas tentang berbagai jenis tanaman hortikultura.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti pekerja tani atau petani, adalah bahwa pemilik usaha pertanian hortikultura bertanggung jawab atas pengelolaan usaha secara menyeluruh, termasuk perencanaan, pemasaran, dan manajemen keuangan. Sedangkan pekerja tani lebih fokus pada pelaksanaan kerja di lapangan, mengikuti instruksi pemilik usaha atau manajer.