Pekerjaan sebagai pengajar bahasa Jepang di lembaga pendidikan melibatkan mengajar materi bahasa Jepang kepada siswa-siswa.
Tugas utama meliputi menyusun rencana pembelajaran, memberikan pengajaran secara interaktif, dan melakukan penilaian terhadap kemampuan bahasa Jepang siswa.
Selain itu, pekerjaan ini juga membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik dengan siswa dan kerjasama dengan tim pengajar lainnya untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
Seorang pengajar bahasa Jepang di lembaga pendidikan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam bahasa Jepang, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang budaya Jepang, dan memiliki kemampuan pedagogi yang baik untuk mengajar dengan efektif.
Sebagai pengajar, individu tersebut juga harus memiliki kecintaan terhadap bahasa Jepang dan kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang.
Profil yang tidak cocok untuk menjadi pengajar bahasa Jepang di lembaga pendidikan adalah orang yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang bahasa Jepang, tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik, dan tidak memiliki minat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Miskonsepsi tentang profesi pengajar bahasa Jepang di lembaga pendidikan adalah bahwa mereka hanya akan mengajarkan tata bahasa dan kosakata saja, padahal sebenarnya mereka juga membantu mengembangkan kemampuan percakapan dan pemahaman budaya Jepang.
Ekspektasi yang sering terjadi adalah bahwa pengajar bahasa Jepang akan langsung membuat siswa menjadi mahir berbahasa Jepang dalam waktu singkat, namun kenyataannya proses pembelajaran bahasa membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen yang tinggi.
Perbedaan dengan profesi serupa, seperti penerjemah atau translator, adalah bahwa pengajar bahasa Jepang berinteraksi langsung dengan siswa dalam pengajaran sehari-hari, sementara penerjemah atau translator lebih banyak fokus pada menerjemahkan atau menerjemahkan teks tertulis dari bahasa Jepang ke bahasa lain.