Pekerjaan ini melibatkan pengawasan kualitas air tambak untuk memastikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan produksi ikan.
Tugas utama mencakup pengambilan sampel air, pemeriksaan kualitas air melalui pengujian dan analisis laboratorium, serta memastikan parameter kualitas air tetap dalam batas yang aman.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pemantauan kondisi lingkungan tambak, seperti suhu, salinitas, dan oksigen terlarut, serta memberikan rekomendasi untuk perawatan dan perbaikan jika ditemukan gangguan pada kualitas air.
Orang yang cocok untuk pekerjaan pengawas kualitas air tambak adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang kualitas air, memiliki kemampuan analisis yang baik, dan memahami standar kualitas air yang berlaku.
Selain itu, seorang pengawas kualitas air tambak juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar dapat berkoordinasi dengan pemilik tambak dan instansi terkait dalam memastikan keberlanjutan dan keamanan kualitas air tambak.
Jika kamu tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang analisis air tambak, tidak teliti dalam pemeriksaan sampel air, dan tidak berpengalaman dalam memahami standar kualitas air, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi pengawas kualitas air tambak adalah bahwa pekerjaannya hanya sebatas mengambil sampel air dan melakukan pengujian. Padahal, tugas mereka lebih kompleks, seperti memantau suhu, konsentrasi oksigen, kualitas pakan, dan mengambil tindakan jika terdapat penyimpangan.
Ekspektasi yang salah tentang pekerjaan pengawas kualitas air tambak adalah bahwa mereka akan bekerja di lingkungan yang bersih dan nyaman. Namun, realitanya seringkali mereka harus bekerja di tengah kondisi yang kotor, berbau, dan berisiko untuk kesehatan mereka sendiri.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti ahli akuakulturis, adalah bahwa pengawas kualitas air tambak fokus pada memastikan kualitas air tambak tetap optimal bagi pertumbuhan dan kesehatan ikan atau udang. Sementara itu, ahli akuakulturis lebih bertanggung jawab terhadap manajemen budidaya secara keseluruhan, termasuk pemilihan jenis ikan atau udang, pemberian pakan, dan pemeliharaan lingkungan tambak secara umum.