Pekerjaan sebagai ahli bioteknologi ternak melibatkan pengembangan dan penelitian tentang cara-cara meningkatkan produktivitas, kesehatan, dan kualitas ternak.
Tugas utama mencakup pengembangan metode reproduksi buatan, seperti inseminasi buatan dan transfer embrio, untuk meningkatkan jumlah keturunan ternak yang unggul.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pemantauan kesehatan ternak, pengendalian penyakit, dan pengembangan pakan yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi yang berkualitas.
Seorang ahli bioteknologi ternak yang cocok harus memiliki pengetahuan mendalam tentang genetika hewan dan teknik rekayasa genetik, serta memiliki keterampilan dalam mengelola dan menginterpretasikan data genetik. Selain itu, seorang ahli bioteknologi ternak yang sukses juga harus memiliki ketekunan dan kreativitas dalam mencari solusi untuk meningkatkan produksi dan kesehatan ternak.
Jika kamu tidak tertarik dengan bidang ilmu biologi, tidak memiliki kemampuan analisis data yang baik, dan tidak memiliki ketekunan dalam melakukan riset dan eksperimen, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai ahli bioteknologi ternak.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Bioteknologi Ternak adalah bahwa mereka hanya bekerja di laboratorium dan tidak terlibat dalam pekerjaan lapangan. Namun, dalam realitanya, mereka juga aktif di peternakan dan melakukan riset lapangan untuk mengembangkan teknologi bioteknologi dalam pemuliaan dan reproduksi hewan ternak.
Ekspektasi yang salah adalah bahwa menjadi Ahli Bioteknologi Ternak berarti memiliki pengalaman langsung dengan hewan ternak. Namun, kenyataannya, mereka lebih fokus pada pemahaman dan penerapan teknologi bioteknologi dalam meningkatkan produksi, kesehatan, dan kualitas hewan ternak.
Perbedaan mendasar dengan profesi yang mirip, seperti dokter hewan, adalah bahwa Ahli Bioteknologi Ternak berfokus pada penerapan teknologi bioteknologi dalam manajemen ternak, sementara dokter hewan lebih berfokus pada perawatan kesehatan hewan secara umum, termasuk diagnosa dan pengobatan penyakit.