Ahli Kebijakan Budaya

  Profil Profesi

Pekerjaan sebagai ahli kebijakan budaya melibatkan analisis, penelitian, dan pengembangan kebijakan yang berhubungan dengan kebudayaan.

Tugas utama meliputi mengidentifikasi dan memahami isu-isu budaya yang relevan, mengumpulkan data dan informasi terkait, serta menyusun rekomendasi kebijakan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pelestarian budaya.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti institusi budaya, komunitas lokal, serta pemerintah, untuk memastikan implementasi kebijakan yang efektif dan berkelanjutan.

Apa saya cocok bekerja sebagai Ahli kebijakan budaya?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan ahli kebijakan budaya adalah seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek budaya, terampil dalam analisis kebijakan, dan mampu berkomunikasi dengan beragam pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan yang sama dalam memajukan kebijakan budaya.

Sebagai ahli kebijakan budaya, seorang kandidat juga harus memiliki kemampuan problem solving yang baik, serta kepekaan terhadap perubahan sosial dan budaya agar dapat merespons dengan cepat dalam merumuskan kebijakan yang relevan dan efektif.

Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan sebagai ahli kebijakan budaya adalah orang yang tidak sensitif terhadap perbedaan budaya, tidak memiliki minat dalam mempelajari dan memahami kebudayaan, dan tidak memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial yang berkaitan dengan budaya.

Konsep, ekspektasi dan realita

Ekspektasi: Seorang ahli kebijakan budaya dianggap memiliki keahlian dalam menganalisis dan merumuskan kebijakan budaya yang efektif. Realita: Sebenarnya, profesi ini lebih sering berurusan dengan merumuskan rekomendasi kebijakan dan jarang memiliki kendali penuh dalam implementasinya.

Ekspektasi: Ahli kebijakan budaya diharapkan dapat mengubah tatanan budaya yang kompleks menjadi lebih inklusif dan harmonis. Realita: Tidak selalu mudah untuk mengubah dan mengintervensi budaya dengan kebijakan, terutama jika bertentangan dengan keyakinan dan tradisi masyarakat.

Perbedaan dengan profesi mirip: Ahli kebijakan budaya seringkali dianggap mirip dengan ahli antropologi budaya. Perbedaan utama adalah bahwa ahli kebijakan budaya lebih fokus pada aspek kebijakan dan implementasi, sementara ahli antropologi budaya lebih berorientasi pada penelitian dan pemahaman mendalam tentang budaya itu sendiri.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Antropologi
Sosiologi
Ilmu Politik
Sejarah
Studi Budaya
Ilmu Komunikasi
Studi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
Studi Gender
Hubungan Internasional

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Ekonomi Kreatif
PT. Taman Impian Jaya Ancol
PT. Taman Mini Indonesia Indah
PT. Televisi Republik Indonesia (TVRI)
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT. BUMA (Bukit Makmur Mandiri Utama)
PT. Tirta Investama (Aqua Group)
PT. Kalbe Farma Tbk