Pekerjaan sebagai ahli kebudayaan pariwisata melibatkan pengelolaan dan promosi kebudayaan lokal dalam konteks pariwisata.
Tugas utama meliputi penelitian mengenai kebudayaan, pengembangan program pariwisata berbasis kebudayaan, serta pembuatan dan pengelolaan acara kebudayaan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan lokal, seperti komunitas budaya, pemerintah daerah, dan industri pariwisata, untuk memastikan pelestarian kebudayaan dan peningkatan potensi pariwisata secara berkelanjutan.
Seorang ahli kebudayaan pariwisata sebaiknya memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai budaya dan tradisi di destinasi pariwisata, serta kemampuan untuk menghubungkan hal tersebut dengan industri pariwisata.
Selain itu, seorang ahli kebudayaan pariwisata juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik, dapat bekerja sama dengan masyarakat lokal, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang keberlanjutan pariwisata.
Jika kamu tidak memiliki minat dan pengetahuan yang cukup dalam bidang kebudayaan, atau kurang memiliki keterampilan komunikasi yang baik dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Kebudayaan Pariwisata adalah hanya mengurus acara dan kegiatan pariwisata, padahal sebenarnya mereka juga bertanggung jawab dalam pelestarian dan pengembangan budaya di destinasi wisata.
Ekspektasi umum tentang profesi ini adalah bepergian dan menjelajah tempat-tempat wisata, tetapi realitanya adalah sebagian besar waktu dihabiskan di kantor untuk perencanaan, pengorganisasian, dan analisis data pariwisata.
Perbedaannya dengan profesi yang mirip seperti Pemandu Pariwisata adalah Ahli Kebudayaan Pariwisata lebih berfokus pada aspek kebudayaan dan pengembangan destinasi wisata, sedangkan Pemandu Pariwisata lebih fokus pada memberikan informasi dan mendampingi wisatawan selama perjalanan.