Seorang ahli penginderaan jauh dalam pemetaan bencana bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisis data citra satelit atau drone guna mendeteksi dan memetakan bencana alam atau kejadian darurat.
Pekerjaan ini melibatkan interpretasi citra untuk mengidentifikasi daerah terdampak, mengevaluasi kerusakan, dan memetakan risiko serta kerentanan terhadap bencana.
Selain itu, ahli penginderaan jauh juga berperan dalam menyusun laporan dan memberikan informasi yang diperlukan kepada pihak terkait untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penanganan bencana.
Orang yang cocok untuk pekerjaan ini adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dalam bidang penginderaan jauh dan pemetaan, memiliki kemampuan analisis yang tinggi, serta dapat bekerja dengan cepat dan tepat dalam situasi darurat.
Kemampuan untuk bekerja secara tim, fleksibilitas, dan tanggung jawab yang tinggi juga sangat penting dalam pekerjaan ini, mengingat pentingnya kerjasama dalam situasi bencana.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki minat atau pemahaman yang cukup dalam bidang pemetaan dan penginderaan jauh, serta tidak memiliki kepekaan terhadap bencana alam dan tidak bisa bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Penginderaan Jauh dalam Pemetaan Bencana adalah bahwa mereka hanya bekerja saat terjadi bencana besar. Padahal, mereka juga terlibat dalam pemantauan rutin untuk membantu mencegah bencana.
Ekspektasi yang salah adalah bahwa Ahli Penginderaan Jauh dapat mengidentifikasi semua bencana secara akurat sebelum terjadi. Namun, dalam realitanya, kemampuan deteksi dini masih terbatas dan tidak semua bencana bisa diprediksi dengan tepat.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti Fotografer Udara adalah fokus tugas yang berbeda. Ahli Penginderaan Jauh dalam Pemetaan Bencana lebih berfokus pada analisis data dan pemetaan untuk membantu penanganan bencana, sedangkan Fotografer Udara lebih berfokus pada dokumentasi visual dengan menggunakan pesawat terbang.