Pekerjaan sebagai ahli zoonosis dan biosekuriti melibatkan analisis dan pengelolaan risiko penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Tugas utama meliputi memantau dan mengendalikan penyakit zoonosis di populasi hewan, serta merancang dan mengimplementasikan langkah-langkah biosekuriti untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan instansi pemerintah, peternak, dan tenaga kesehatan untuk menerapkan kebijakan dan protokol yang efektif dalam penanganan zoonosis dan menjaga kesehatan publik.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Ahli Zoonosis dan Biosekuriti adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang penyakit zoonosis dan keamanan biosekuriti, serta memiliki kemampuan analitis yang baik dalam mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dan kesadaran yang tinggi dalam menjaga kebersihan dan keamanan juga penting bagi seorang ahli zoonosis dan biosekuriti.
Jika kamu tidak tertarik dalam bidang ilmu hewan, kurang memiliki pengetahuan tentang penyakit yang menular antara hewan dan manusia, serta tidak menyadari pentingnya mematuhi protokol keamanan biologi, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Zoonosis dan Biosekuriti adalah ekspektasi bahwa mereka hanya berurusan dengan penyakit hewan, padahal sebenarnya mereka juga harus mengatasi masalah kesehatan manusia yang terkait dengan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti ahli peternakan atau dokter hewan, adalah bahwa Ahli Zoonosis dan Biosekuriti fokus pada hubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan dengan tujuan meminimalkan risiko penyakit zoonosis yang dapat menyebabkan wabah.
Realita dari profesi ini adalah bahwa mereka juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan biosekuriti, yakni langkah-langkah untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit antara hewan dan manusia, serta melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti petani, dokter hewan, dan pemerintah dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis.