Akademisi di bidang hukum keluarga bertugas melakukan penelitian dan pengajaran tentang hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga, seperti pernikahan, perceraian, hak asuh anak, dan warisan.
Mereka juga harus mengikuti perkembangan terbaru dalam hukum keluarga dan menerapkan pengetahuan mereka dalam memberikan saran dan rekomendasi kepada individu atau keluarga yang menghadapi masalah hukum keluarga.
Selain itu, mereka juga bisa terlibat dalam advokasi untuk perubahan kebijakan hukum yang terkait dengan isu-isu keluarga.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Akademisi di bidang hukum keluarga adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum keluarga serta kemampuan untuk melakukan penelitian yang akurat dan intensif.
Seorang akademisi juga harus memiliki kemampuan untuk mengajarkan konsep-konsep hukum keluarga dengan jelas dan efektif kepada mahasiswa serta memiliki minat yang kuat dalam melakukan penelitian dan publikasi dalam bidang hukum keluarga.
Jika kamu tidak memiliki minat dalam membahas masalah keluarga, kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang hukum keluarga, dan tidak memiliki ketenangan emosi untuk menghadapi konflik keluarga, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi akademisi di bidang hukum keluarga adalah bahwa mereka hanya mengajar di perguruan tinggi dan tidak terlibat langsung dalam praktik hukum keluarga di masyarakat.
Ekspektasi masyarakat terhadap akademisi hukum keluarga seringkali lebih tinggi daripada realita, karena tidak selalu ada keterlibatan langsung dalam kasus-kasus hukum keluarga yang berdampak pada masyarakat.
Perbedaan utama antara akademisi hukum keluarga dan praktisi hukum keluarga adalah bahwa akademisi cenderung lebih fokus pada penelitian dan pengajaran mengenai hukum keluarga, sedangkan praktisi hukum keluarga lebih terlibat dalam memberikan layanan hukum secara langsung kepada individu dan keluarga.