Sebagai anggota Dewan Syuro, tugas utama adalah memberikan masukan dan nasihat kepada pemimpin lembaga keagamaan dalam pengambilan keputusan strategis.
Tugas lainnya mencakup partisipasi aktif dalam rapat dan diskusi Dewan Syuro, serta pengkajian terhadap isu-isu keagamaan yang menjadi perhatian lembaga.
Dalam menjalankan pekerjaan ini, diperlukan kemampuan analisis yang tinggi serta pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip agama yang dianut oleh lembaga tersebut.
Seorang yang cocok untuk menjadi Anggota Dewan Syuro di lembaga keagamaan adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang agama, memiliki integritas yang tinggi, dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan anggota lainnya dalam diskusi dan pengambilan keputusan.
Jika kamu adalah seorang yang tidak berkomitmen pada nilai-nilai keagamaan, tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama, dan tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan komunitas keagamaan, kemungkinan kamu akan tidak cocok dengan posisi sebagai anggota Dewan Syuro di lembaga keagamaan.
Miskonsepsi tentang Anggota Dewan Syuro adalah bahwa mereka hanya mengurus masalah keagamaan secara eksklusif, padahal mereka juga harus memperhatikan aspek sosial, politik, dan ekonomi dalam pengambilan keputusan.
Ekspektasi terhadap Anggota Dewan Syuro seringkali tinggi, diharapkan mereka memiliki kebijakan dan solusi instan untuk setiap masalah, namun realitanya mereka juga adalah manusia dengan keterbatasan pengetahuan dan waktu.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti cendekiawan agama atau pengajar agama, adalah bahwa Anggota Dewan Syuro memiliki tanggung jawab lebih besar dalam mengambil keputusan strategis untuk lembaga keagamaan secara keseluruhan, sedangkan profesi lain lebih fokus pada penyampaian ilmu dan pemahaman agama kepada masyarakat.