Guru besar ilmu politik adalah posisi akademik tertinggi dalam bidang ilmu politik di sebuah universitas atau lembaga pendidikan.
Tugas utamanya adalah mengajar dan memberi kuliah dalam mata pelajaran ilmu politik kepada mahasiswa, serta melakukan penelitian dan publikasi ilmiah.
Selain itu, guru besar ilmu politik juga diharapkan untuk menjadi pemimpin intelektual dalam bidangnya, mengawasi penelitian mahasiswa, dan berkontribusi pada pengembangan kurikulum dan program studi.
Seorang Profesor Ilmu Politik yang berkualitas akan cocok dengan peran sebagai Guru Besar Ilmu Politik, dengan keahlian mendalam dalam bidang politik dan kemampuan mengajar yang baik.
Profil orang yang cocok juga harus memiliki semangat riset yang tinggi dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam berbagai lingkungan akademik.
Orang yang tidak cocok untuk menjadi guru besar Ilmu Politik adalah mereka yang tidak memiliki minat dan pengetahuan yang luas tentang politik serta kurang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pemahaman secara jelas dan menyeluruh kepada mahasiswa.
Miskonsepsi tentang profesi Guru Besar Ilmu Politik adalah bahwa mereka hanya mengajar di dalam kelas. Realitanya, seorang Guru Besar Ilmu Politik juga melakukan penelitian, menghasilkan karya ilmiah, dan berinteraksi dengan komunitas ilmiah secara luas.
Ekspektasi yang salah tentang seorang Guru Besar Ilmu Politik adalah mereka bekerja di lingkungan yang serba glamor dan bergengsi. Namun, realitanya, mereka juga menghadapi berbagai tantangan akademik, seperti tekanan untuk publikasi terus menerus dan tuntutan penelitian yang intensif.
Perbedaan utama antara profesi Guru Besar Ilmu Politik dan profesi yang mirip, seperti dosen atau ahli politik, adalah bahwa Guru Besar memiliki tingkat keahlian yang lebih tinggi. Mereka cenderung menjadi otoritas dalam bidang spesifik mereka dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengembangkan pemikiran politik dan menghasilkan penelitian yang berdampak luas.