Pekerjaan sebagai Kepala lembaga riset agama mencakup mengawasi dan mengelola semua kegiatan riset yang berkaitan dengan agama.
Tugas utama meliputi merencanakan dan mengatur penelitian tentang agama, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menghasilkan laporan penelitian yang informatif.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan koordinasi dengan tim riset, berkomunikasi dengan lembaga atau institusi terkait, dan mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang agama untuk menginformasikan hasil penelitian yang relevan.
Orang yang cocok dengan pekerjaan sebagai Kepala Lembaga Riset Agama adalah mereka yang memiliki pengetahuan mendalam dalam berbagai aspek agama, memiliki keterampilan analisis yang kuat, dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan berbagai pihak terkait.
Kemampuan untuk berpikir kritis dan objektif dalam menjalankan riset agama, serta kemampuan untuk memimpin dan mengoordinasi tim riset juga merupakan karakteristik yang sangat penting untuk pekerjaan ini.
Jika kamu tidak tertarik dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama, kemungkinan kamu tidak cocok sebagai kepala lembaga riset agama.
Miskonsepsi tentang profesi Kepala lembaga riset agama adalah bahwa tugas mereka hanya terbatas pada kegiatan religius saja, padahal sebenarnya mereka juga memiliki keterlibatan dalam riset, publikasi, dan kolaborasi antar disiplin ilmu.
Ekspektasi terhadap Kepala lembaga riset agama seringkali berada di tingkat spiritual dan pemecahan masalah keagamaan yang kompleks, namun realitanya mereka juga harus menghadapi rutinitas administratif, manajerial, dan pencarian pendanaan untuk menjalankan lembaga riset mereka.
Perbedaan dengan profesi imam atau pendeta adalah, Kepala lembaga riset agama lebih berfokus pada riset dan pengembangan pemahaman agama melalui pendekatan akademis dan ilmiah, sedangkan profesi imam atau pendeta lebih kepada pelayanan spiritual dan pastoral kepada jemaatnya.