Sebagai konsultan atau penasihat budaya Jawa Kuna, tugas utama adalah memberikan informasi dan panduan tentang adat istiadat, tradisi, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Jawa Kuna.
Saya berperan dalam membantu individu atau kelompok dalam memahami dan menjaga kearifan lokal Jawa Kuna, serta memberikan saran tentang cara menghormati dan melestarikannya.
Melalui komunikasi yang baik dan pengetahuan mendalam tentang budaya Jawa Kuna, saya juga dapat memberikan solusi dan strategi untuk memperkuat budaya tersebut dalam konteks modern yang terus berkembang.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konsultan atau Penasihat Budaya Jawa Kuna adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai budaya Jawa Kuna, memiliki kemampuan analitis yang baik dalam memahami konsep-konsep budaya tersebut, dan mampu memberikan saran dan panduan yang tepat kepada klien.
Jika kamu tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam budaya Jawa kuna, tidak memiliki minat dalam karya seni tradisional, dan tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Konsultan atau Penasihat Budaya Jawa Kuna adalah ekspektasi yang berlebihan terhadap kemampuan mereka untuk mengembalikan budaya Jawa Kuna secara sempurna. Realitanya, profesi ini lebih berperan sebagai penghubung dan penjaga warisan budaya berdasarkan pengetahuan mereka.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti Ahli Budaya atau Etnolog, adalah dalam bidang spesialisasi yang lebih sempit dan lebih fokus pada budaya Jawa Kuna saja. Ekspektasi umum, menganggap Konsultan atau Penasihat Budaya Jawa Kuna lebih mampu dalam memahami dan menjaga keaslian budaya Jawa Kuna daripada profesi lainnya.
Realita dari profesi Konsultan atau Penasihat Budaya Jawa Kuna adalah bahwa mereka juga terlibat dalam proses adaptasi dan revitalisasi budaya, untuk menjaga agar budaya Jawa Kuna tetap relevan dan hidup di era modern. Hal ini sering terlewatkan dalam ekspektasi, di mana mereka diharapkan hanya sebagai penjaga tradisi yang kaku.