Seorang konsultan hukum keluarga bertanggung jawab dalam memberikan nasihat hukum terkait masalah keluarga kepada klien.
Tugas utamanya meliputi analisis kasus percerai, hak asuh anak, perjanjian pra-nikah, dan masalah hukum keluarga lainnya.
Selain itu, konsultan hukum keluarga juga harus mampu melakukan mediasi antara pasangan yang bermasalah dan membantu mereka mencapai solusi yang adil.
Seorang konsultan hukum keluarga yang cocok adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang hukum keluarga, baik dalam hal pernikahan, perceraian, atau hak asuh anak.
Mereka juga harus memiliki empati dan kemampuan mendengarkan yang baik untuk bisa memberikan nasihat yang tepat kepada klien mereka dalam menghadapi situasi rumit dalam kehidupan keluarga.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan Konsultan Hukum Keluarga adalah mereka yang tidak memiliki empati, kurang sabar, dan tidak dapat menempatkan kepentingan klien di atas segala hal.
Ekspektasi vs realita dalam profesi Konsultan Hukum Keluarga seringkali menggambarkan bahwa mereka hanya akan bekerja pada kasus perceraian, padahal sebenarnya mereka juga memiliki peran dalam penyelesaian masalah hukum lainnya yang terkait dengan keluarga, seperti hak asuh anak dan perjanjian pra-nikah.
Salah satu miskonsepsi tentang Konsultan Hukum Keluarga adalah bahwa mereka hanya akan berurusan dengan kasus-kasus dramatis dan rumit, padahal sebagian besar tugas mereka adalah memberikan nasihat hukum tentang masalah keluarga yang lebih umum, seperti pewarisan dan pembagian harta bersama.
Perbedaan yang mendasar antara Konsultan Hukum Keluarga dengan profesi yang mirip, seperti pengacara perceraian, adalah bahwa Konsultan Hukum Keluarga umumnya memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang permasalahan hukum keluarga secara menyeluruh, sementara pengacara perceraian lebih fokus pada penyelesaian kasus-kasus perceraian saja.