Sebagai pengajar Rukun Keluarga, tugas utama adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam keluarga.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta dan memfasilitasi diskusi dan kegiatan interaktif dalam kelas.
Komunikasi yang efektif dengan peserta dan pihak terkait lainnya, seperti pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, juga merupakan bagian penting dari pekerjaan ini untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terkait Rukun Keluarga.
Seorang yang sabar, empati dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tata nilai dan keterampilan rukun keluarga akan cocok sebagai pengajar rukun keluarga.
Dalam pekerjaan ini, seorang kandidat juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan dapat menginspirasi peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai rukun keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang tidak suka bekerja dengan anak-anak atau tidak memiliki kesabaran yang cukup akan tidak cocok menjadi seorang pengajar rukun keluarga.
Ekspektasi yang salah tentang profesi Pengajar Rukun Keluarga adalah bahwa mereka hanya berkonsentrasi pada mengajarkan tata cara hidup harmonis di keluarga, padahal sebenarnya mereka juga bertanggung jawab dalam memfasilitasi komunikasi dan konflik yang terjadi di antara anggota keluarga.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti konselor keluarga, adalah bahwa Pengajar Rukun Keluarga lebih fokus pada memberikan pembelajaran praktis dan pengajaran langsung dalam keluarga, sedangkan konselor keluarga lebih cenderung memberikan dukungan emosional dan bantuan kognitif.
Realitas dari profesi Pengajar Rukun Keluarga sering kali tidak dipahami dengan baik, karena banyak orang menganggap mereka hanya sebagai "guru" yang mengajar tentang kehidupan keluarga, padahal mereka juga memiliki peran penting dalam membantu keluarga mencapai kesejahteraan holistik dalam berbagai aspek kehidupan.