Pekerjaan sebagai konsultan ketahanan pangan melibatkan memberikan nasihat dan saran kepada individu, kelompok, atau instansi terkait strategi dan kebijakan ketahanan pangan.
Tugas utama konsultan ini termasuk melakukan analisis terhadap sistem pangan dan gizi, mengidentifikasi masalah yang ada, dan mengembangkan solusi yang efektif.
Selain itu, konsultan ketahanan pangan juga bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan dan pendidikan tentang praktik pertanian dan pangan yang berkelanjutan kepada masyarakat.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konsultan Ketahanan Pangan adalah seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang pangan, keahlian analisis data yang kuat, serta kemampuan komunikasi yang efektif untuk berinteraksi dengan klien dan tim kerja.
Kandidat ideal juga harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, inisiatif yang tinggi, dan kepekaan terhadap isu-isu keamanan pangan yang sedang berkembang.
Seseorang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak tertarik dengan isu ketahanan pangan, tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam bidang pertanian atau pangan, serta tidak memiliki kemampuan analisis dan strategi yang baik.
Miskonsepsi tentang profesi konsultan ketahanan pangan adalah bahwa mereka hanya bertanggung jawab untuk memberikan solusi instan tanpa melibatkan stakeholder terkait. Realitanya, konsultan harus bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengembangkan strategi jangka panjang yang berkelanjutan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti ahli gizi adalah bahwa konsultan ketahanan pangan tidak hanya fokus pada aspek gizi, tetapi juga melibatkan keberlanjutan produksi pangan, keamanan pangan, distribusi, dan kebijakan pangan.
Ekspektasi yang salah adalah bahwa konsultan ketahanan pangan hanya bekerja dalam skala nasional. Padahal, mereka juga dapat bekerja di tingkat internasional untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah ketahanan pangan.