Konsultan Pengembangan Keluarga

  Profil Profesi

Sebagai konsultan pengembangan keluarga, tugas utama meliputi memberikan panduan, saran, dan dukungan kepada keluarga dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan kehidupan.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penyusunan program atau rencana pengembangan keluarga secara individu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keluarga yang bersangkutan.

Selama proses konsultasi, konsultan juga bertanggung jawab untuk mendengarkan keluhan dan masalah yang dihadapi keluarga serta memberikan solusi dan strategi agar keluarga dapat mencapai kehidupan yang sehat dan harmonis.

Apa saya cocok bekerja sebagai Konsultan pengembangan keluarga?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konsultan Pengembangan Keluarga adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang baik tentang dinamika keluarga, memiliki empati yang tinggi, dan memiliki keterampilan komunikasi yang efektif.

Dalam pekerjaan ini, seorang konsultan juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola konflik keluarga dan memberikan solusi yang sesuai, serta dapat bekerja secara fleksibel dengan jadwal yang berbeda-beda.

Jika kamu tidak memiliki minat dan keahlian dalam membantu orang lain mengatasi masalah keluarga, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.

Konsep, ekspektasi dan realita

Miskonsepsi tentang profesi konsultan pengembangan keluarga adalah bahwa mereka hanya memberikan solusi instan dan mengubah situasi keluarga dalam waktu singkat, padahal dalam realita, perubahan dalam keluarga membutuhkan waktu dan komitmen dari semua anggota keluarga.

Ekspektasi miskin tentang profesi ini adalah bahwa seorang konsultan keluarga hanya akan membantu mengatasi masalah keluarga yang ada, namun kenyataannya, mereka juga berperan dalam mencegah konflik dan membantu keluarga mencapai keseimbangan dan kebahagiaan jangka panjang.

Perbedaan dengan profesi terkait, seperti psikolog atau terapis keluarga, adalah bahwa konsultan pengembangan keluarga lebih fokus pada memberikan nasihat, strategi, dan bimbingan praktis dalam meningkatkan dinamika keluarga, sementara psikolog atau terapis lebih fokus pada pemahaman dan penyembuhan masalah psikologis individu atau keluarga.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Psikologi
Konseling
Pendidikan Keluarga
Pekerjaan Sosial
Pendidikan Kepribadian dan Sosial
Studi Gender dan Keluarga
Studi Anak dan Keluarga
Studi Perkembangan Keluarga
Hukum Keluarga
Manajemen Sumber Daya Manusia

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Dinas Sosial
Rumah Sakit
Universitas dan perguruan tinggi
Perusahaan konsultan manajemen
Organisasi non-profit yang berfokus pada pembangunan masyarakat
Yayasan atau lembaga yang mendukung pengembangan keluarga
Pemerintah daerah (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
Perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi keluarga
Organisasi kesehatan masyarakat atau lembaga sosial yang fokus pada kesehatan dan kesejahteraan keluarga