Sebagai seorang konsultan pengembangan kurikulum kejuruan, tugas utama adalah merancang dan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pekerjaan ini melibatkan melakukan analisis kebutuhan industri, melakukan riset terkait tren dan perkembangan industri, serta berkolaborasi dengan para pakar dan ahli terkait.
Selain itu, konsultan pengembangan kurikulum kejuruan juga bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan mengevaluasi kurikulum yang telah dirancang, serta memberikan pelatihan dan pembinaan kepada pengajar tentang penggunaan kurikulum tersebut.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konsultan Pengembangan Kurikulum Kejuruan adalah seorang yang memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan kejuruan, memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum dan kebutuhan industri, serta memiliki keterampilan analisis dan pemecahan masalah yang baik, akan cocok dengan pekerjaan Konsultan Pengembangan Kurikulum Kejuruan.
Dalam membantu mengembangkan kurikulum kejuruan yang relevan dan efektif, seorang kandidat juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang kejuruan, tidak memiliki keterampilan dalam merancang dan mengembangkan kurikulum, serta tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di dunia industri.
Miskonsepsi tentang profesi Konsultan Pengembangan Kurikulum Kejuruan adalah bahwa mereka hanya bertanggung jawab menghasilkan kurikulum yang sempurna sesuai ekspektasi, padahal dalam realita, mereka juga perlu menghadapi tantangan dan perubahan dalam bidang pendidikan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti Konsultan Pendidikan, adalah Konsultan Pengembangan Kurikulum Kejuruan memiliki pengetahuan khusus dalam pengembangan kurikulum kejuruan yang lebih fokus pada kebutuhan industri dan pasar kerja.
Miskonsepsi lainnya adalah menganggap Konsultan Pengembangan Kurikulum Kejuruan hanya berkutat pada aspek teori belaka, padahal mereka juga aktif dalam melakukan pengamatan lapangan, mengadakan seminar, maupun mengumpulkan data yang relevan untuk memperbaiki kurikulum kejuruan.