Menawarkan jasa konsultasi dalam merencanakan dan mengembangkan program pendidikan, baik untuk institusi pendidikan formal maupun non-formal.
Bekerja sama dengan tim untuk menganalisis kebutuhan klien, mengidentifikasi masalah, dan merancang solusi pendidikan yang efektif.
Memberikan saran dan panduan kepada klien dalam mengimplementasikan program pendidikan, serta melakukan evaluasi untuk mengevaluasi keberhasilan program yang telah dirancang.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Konsultan perencanaan dan pengembangan pendidikan adalah seorang yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang sistem pendidikan, kreatif, dan mampu berpikir strategis dalam mengembangkan program pendidikan yang inovatif.
Kemampuan analisis yang kuat dan keahlian dalam melihat tren dan perkembangan pendidikan akan menjadi tambahan nilai yang penting dalam mengisi peran ini.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah orang yang kurang memiliki pengetahuan mendalam tentang bidang pendidikan, tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan tidak memiliki minat dalam bekerja dengan berbagai pihak dalam pengembangan pendidikan.
Miskonsepsi tentang profesi Konsultan perencanaan dan pengembangan pendidikan adalah bahwa pekerjaan ini hanya melibatkan pemikiran dan perencanaan, tanpa melihat realitas di lapangan. Padahal, profesi ini juga melibatkan implementasi dan penilaian langsung terhadap program dan kebijakan pendidikan.
Ekspektasi terhadap seorang Konsultan perencanaan dan pengembangan pendidikan seringkali mengharapkan mereka sebagai "ahli segala hal" dan bisa memberikan solusi langsung. Namun, kenyataannya, pekerjaan ini melibatkan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti guru, kepala sekolah, atau pemerintah daerah, sehingga proses pengambilan keputusan lebih kompleks dan melibatkan banyak pihak.
Perbedaan dengan profesi serupa, seperti Konsultan Pendidikan, adalah bahwa Konsultan perencanaan dan pengembangan pendidikan lebih fokus pada perencanaan jangka panjang dan pengembangan kebijakan pendidikan. Mereka berperan dalam merancang strategi pendidikan, sementara Konsultan Pendidikan lebih berfokus pada aspek operasional, seperti pengembangan kurikulum, pelatihan guru, atau peningkatan kualitas pembelajaran.