Pekerjaan pemulihan hutan setelah bencana melibatkan penanaman kembali pohon-pohon yang rusak atau terbakar akibat bencana alam.
Tugas utamanya adalah mempersiapkan lahan, melakukan perawatan tanaman, dan pemantauan terhadap pertumbuhan pohon-pohon yang ditanam.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti lembaga konservasi hutan, komunitas lokal, dan instansi pemerintah untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pemulihan hutan pasca bencana.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan pemulihan hutan setelah bencana adalah seorang ahli lingkungan yang berpengalaman dalam rehabilitasi vegetasi dan konservasi lahan.
Selain itu, orang yang cocok untuk pekerjaan ini harus memiliki keuletan dan ketekunan yang tinggi dalam menghadapi tantangan lingkungan yang berat serta dapat bekerja dengan tim yang besar.
Jika kamu tidak memiliki minat atau kepedulian terhadap lingkungan, kamu tidak akan cocok dengan pekerjaan pemulihan hutan setelah bencana.
Ekspektasi tentang profesi Pemulihan Hutan Setelah Bencana adalah bahwa pekerjaannya hanya akan melibatkan penanaman kembali pohon-pohon yang rusak. Namun, realitanya, pekerjaan ini juga melibatkan analisis kerusakan ekosistem, pemulihan flora dan fauna asli, serta upaya dalam menghadapi perubahan iklim.
Miskonsepsi lainnya adalah bahwa profesi ini hanya melibatkan para ahli lingkungan. Padahal, profesi Pemulihan Hutan Setelah Bencana juga melibatkan tim yang terdiri dari ilmuwan, teknisi, pekerja lapangan, dan komunitas lokal untuk bekerja sama dalam proses pemulihan yang berkelanjutan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti Tukang Kebun adalah bahwa Pemulihan Hutan Setelah Bencana tidak hanya memperhatikan tampilan fisik dan estetika, tetapi juga fokus pada pemulihan fungsi ekosistem yang rusak dan keanekaragaman hayati. Profesi ini memiliki tujuan jangka panjang dalam melestarikan dan menjaga keberlanjutan hutan, sedangkan Tukang Kebun umumnya lebih berfokus pada perawatan dan keindahan taman atau kebun.