Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi

  Profil Profesi

Pekerjaan sebagai peneliti kebijakan kesehatan reproduksi melibatkan analisis dan penelitian tentang kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

Tugas utama meliputi mengumpulkan data, melakukan studi literatur, dan menganalisis kebijakan yang telah ada untuk memberikan rekomendasi yang berdasarkan bukti ilmiah.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kolaborasi dengan tim peneliti lainnya, berinteraksi dengan pemangku kepentingan, dan menyampaikan hasil penelitian kepada pihak terkait untuk memberikan masukan dalam pengembangan kebijakan yang lebih berdaya guna.

Apa saya cocok bekerja sebagai Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan, memiliki kemampuan analisis yang baik, dan memiliki minat yang kuat dalam kesehatan reproduksi.

Dalam pekerjaan ini, seorang peneliti juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik, serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan dalam tim.

Seorang yang tidak memiliki minat, pengetahuan, atau keinginan untuk menggali data dan melakukan analisis mendalam dalam kebijakan kesehatan reproduksi tidak cocok untuk pekerjaan ini.

Konsep, ekspektasi dan realita

Miskonsepsi tentang profesi Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi adalah bahwa pekerjaannya hanya melakukan penelitian dan tidak memiliki dampak nyata pada implementasi kebijakan kesehatan reproduksi. Padahal seorang peneliti kebijakan kesehatan reproduksi berperan penting dalam menyusun rekomendasi kebijakan yang berdasarkan bukti ilmiah.

Ekspektasi yang salah tentang profesi Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi adalah bahwa mereka hanya berfokus pada aspek fisik dari kesehatan reproduksi, seperti penyakit seksual atau kontrasepsi. Padahal, peneliti kebijakan kesehatan reproduksi juga mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.

Perbedaan yang jelas antara profesi Peneliti Kebijakan Kesehatan Reproduksi dengan profesi Dokter Spesialis Kandungan adalah bahwa peneliti kebijakan kesehatan reproduksi lebih berfokus pada aspek kebijakan dan pengembangan strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi secara luas, sedangkan dokter spesialis kandungan memberikan pelayanan langsung kepada pasien dalam hal kehamilan, persalinan, dan masalah reproduksi lainnya.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Kebidanan
Kesehatan Masyarakat
Ilmu Gizi
Kedokteran
Psikologi
Sosiologi
Studi Gender dan Seksualitas
Studi Kebijakan Publik
Studi Pembangunan
Statistik dan Epidemiologi

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPPM)
Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LD UI)
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Universitas Indonesia (UI)
Universitas Airlangga (UNAIR)
Universitas Hasanuddin (UNHAS)
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)
Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP)