Pekerjaan sebagai peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang melibatkan studi dan analisis tentang cara komunikasi dan interaksi sosial yang berbeda antara kedua budaya tersebut.
Tugas utamanya adalah melakukan riset, mengumpulkan data, dan menganalisis pola komunikasi, norma, dan nilai-nilai dalam masyarakat Indonesia dan Jepang.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan komunikasi dan kolaborasi dengan para ahli dan peneliti lain, serta menyampaikan hasil temuan kepada masyarakat ilmiah dan pemangku kepentingan yang terkait.
Seorang yang cocok untuk pekerjaan sebagai peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang adalah seseorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan bahasa di kedua negara tersebut, memiliki kemampuan analisis yang kuat, dan mampu melakukan riset secara terperinci.
Dalam pekerjaan ini, seorang peneliti juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu beradaptasi dengan berbagai situasi, dan proaktif dalam mencari informasi yang diperlukan.
Jika kamu tidak memiliki minat atau pengetahuan yang cukup dalam hubungan antar budaya Indonesia-Jepang, maka pekerjaan sebagai peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang tidak cocok untukmu.
Miskonsepsi tentang profesi sebagai peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang adalah bahwa pekerjaan ini hanya membutuhkan kemampuan berbahasa tinggi. Namun, kenyataannya, peneliti juga harus memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan konteks sosial kedua negara.
Ekspektasi yang salah adalah bahwa peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang dapat dengan mudah menyelesaikan konflik atau perbedaan komunikasi antara kedua negara. Namun, realitanya, peneliti hanya dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan tersebut, tetapi penyelesaian konflik tetap menjadi tugas utama pemerintah dan organisasi.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti penerjemah atau diplomat, adalah bahwa peneliti komunikasi lintas budaya Indonesia-Jepang lebih fokus pada memahami dan menganalisis dinamika komunikasi antara kedua budaya. Sementara penerjemah lebih berfokus pada mentransfer pesan dari satu bahasa ke bahasa lain, dan diplomat lebih fokus pada negosiasi dan representasi kepentingan negara di tingkat internasional.