Pekerjaan sebagai peneliti sejarah atau sastra melibatkan riset dan analisis mendalam tentang masa lalu atau karya sastra.
Tugas utama meliputi mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti arsip, buku, makalah, dan wawancara, untuk memahami konteks sejarah atau sastra yang sedang diteliti.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pembuatan laporan atau karya tulis yang menggambarkan temuan penelitian dan kesimpulan yang dihasilkan.
Seorang yang memiliki minat mendalam dan pengetahuan yang luas mengenai sejarah atau sastra, serta kemampuan analitis yang baik, akan cocok untuk pekerjaan sebagai peneliti sejarah atau sastra.
Dalam melakukan penelitian, mereka harus memiliki ketelitian yang tinggi dan kemampuan menulis yang baik, serta kemampuan untuk bekerja secara mandiri.
Jika kamu tidak tertarik dengan membaca, tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan tidak enjoy dalam melakukan riset, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai peneliti sejarah atau sastra.
Miskonsepsi tentang profesi peneliti sejarah atau sastra adalah bahwa pekerjaannya hanya sebatas duduk di perpustakaan dan membaca buku, padahal sebenarnya mereka juga melakukan penelitian lapangan dan wawancara dengan narasumber untuk mengumpulkan data.
Ekspektasi terhadap profesi ini seringkali menggambarkan mereka sebagai ahli yang memiliki pengetahuan lengkap tentang sejarah atau sastra, namun dalam realitasnya, peneliti sejarah atau sastra juga terus belajar dan menghadapi tantangan baru dalam bidangnya.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti dosen atau guru sejarah atau sastra, adalah bahwa peneliti lebih fokus pada pengembangan pengetahuan baru dan penemuan di bidang sejarah atau sastra, sedangkan dosen atau guru lebih fokus pada menyampaikan pengetahuan yang sudah ada kepada orang lain.