Pekerjaan sebagai pengelola media dakwah melibatkan perencanaan dan pengelolaan konten dakwah yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Tugas utama meliputi membuat strategi dan jadwal konten, mengumpulkan materi dakwah yang relevan, serta mengedit dan memproduksi konten dalam bentuk video, audio, atau tulisan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pengelolaan platform media sosial, seperti membuat dan mengatur postingan, berinteraksi dengan pengikut, dan mengukur dan mengelola kinerja konten dakwah yang telah disebarkan.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Pengelola Media Dakwah adalah seseorang yang kreatif, memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan dakwah, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta mampu melakukan riset dan analisis dalam menyusun konten dakwah yang relevan dan efektif.
Sebagai pengelola media dakwah, pekerjaan ini membutuhkan seseorang yang proaktif, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan memiliki kemampuan dalam mengelola media sosial serta menghasilkan konten yang informatif dan menarik bagi audiens.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan sebagai pengelola media dakwah adalah mereka yang memiliki sedikit minat terhadap agama dan kurang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada masyarakat.
Miskonsepsi tentang profesi Pengelola Media Dakwah adalah bahwa mereka hanya bertanggung jawab untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan. Namun, realitanya mereka juga harus memiliki kemampuan dalam strategi pemasaran, produksi konten, dan manajemen media.
Ekspektasi tentang profesi Pengelola Media Dakwah seringkali menganggap bahwa mereka akan selalu memiliki lingkungan kerja yang santai dan tidak terlalu banyak tekanan. Namun, realitanya mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, bekerja di bawah tekanan deadline, dan menghadapi tantangan yang kompleks.
Perbedaan antara profesi Pengelola Media Dakwah dengan profesi yang mirip, seperti ulama atau dai, terletak pada cara mereka menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Pengelola Media Dakwah lebih fokus pada penggunaan platform media untuk mencapai target audiens yang lebih luas, sedangkan ulama atau dai biasanya lebih aktif di level komunitas lokal atau melalui pengajaran langsung.