Pekerjaan sebagai pengelola proyek komunikasi pertanian melibatkan perencanaan dan pelaksanaan strategi komunikasi untuk mempromosikan pertanian kepada masyarakat.
Tugas utamanya adalah mengidentifikasi target audiens, merancang konten dan materi promosi yang efektif, serta mengelola kampanye promosi yang melibatkan media sosial, acara, dan kampanye iklan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan tim lain, seperti petani, media, dan organisasi pertanian, serta mengukur dan menganalisis dampak dari kegiatan promosi yang dilakukan.
Seorang yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam bidang pertanian serta pemahaman yang kuat tentang komunikasi, akan cocok untuk menjadi pengelola proyek komunikasi pertanian.
Kemampuan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti petani, ahli pertanian, dan media, serta memiliki kreativitas dalam mengembangkan strategi komunikasi yang efektif juga penting dalam pekerjaan ini.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang kurang memiliki pengetahuan tentang pertanian, kurang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan tidak memiliki minat dalam mengelola proyek.
Miskonsepsi tentang pengelola proyek komunikasi pertanian adalah bahwa pekerjaannya hanya berfokus pada penyebaran informasi tanpa memperhatikan strategi dan tujuan jangka panjang proyek tersebut.
Ekspektasi terhadap profesi ini mungkin adalah kemampuan untuk mengubah stigma negatif tentang pertanian menjadi positif melalui komunikasi efektif, namun realitanya, pengelola proyek komunikasi pertanian perlu melakukan analisis mendalam tentang pasar, pesaing, dan tren untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti PR di industri lain, adalah bahwa pengelola proyek komunikasi pertanian harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang industri pertanian dan kebutuhan serta tantangan yang unik dalam konteks tersebut.