Pekerjaan di bidang pengembangan program pendidikan Islam melibatkan perancangan, implementasi, dan evaluasi program-program pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Tugas utama meliputi menyusun kurikulum, materi ajar, dan metode pengajaran yang mendukung pengembangan potensi peserta didik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kolaborasi dengan guru, staf pendidikan, dan pihak terkait lainnya seperti keluarga dan komunitas Islami untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang Islami dan mendukung perkembangan islami peserta didik.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Staf Pengembangan Program Pendidikan Islam adalah seorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang agama Islam, kreatif dalam merancang program pendidikan, dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan berbagai pihak terkait, seperti guru, siswa, dan orangtua.
Sebagai staf pengembangan program pendidikan Islam, seorang kandidat juga harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan Islam, mampu bekerja secara mandiri, dan memiliki kemampuan analitis dalam mengevaluasi dan meningkatkan program yang telah ada.
Seseorang yang tidak secara konsisten mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai Islam atau memiliki pemahaman yang minim tentang program pendidikan Islam tidak cocok untuk menjadi staf pengembangan program pendidikan Islam.
Miskonsepsi tentang staf pengembangan program pendidikan Islam adalah bahwa mereka hanya bertugas mengajar agama. Pada kenyataannya, mereka juga bertanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum, melatih guru, dan mengevaluasi program pendidikan secara menyeluruh.
Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa staf pengembangan program pendidikan Islam hanya bekerja di sekolah agama. Padahal, mereka juga berperan dalam mengembangkan program pendidikan di lembaga pendidikan Islam lainnya, seperti pondok pesantren atau madrasah.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti guru agama, adalah bahwa staf pengembangan program pendidikan Islam lebih fokus pada merancang dan mengembangkan kurikulum serta program pendidikan. Sementara itu, guru agama lebih berfokus pada mengajar langsung dan mengelola kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.