Pekerjaan sebagai terapis keluarga atau terapis perkawinan melibatkan memberikan dukungan, pendampingan, dan konseling kepada individu, pasangan, atau keluarga yang mengalami masalah interpersonal.
Tugas utama meliputi melakukan evaluasi terhadap hubungan dan dinamika keluarga, serta memberikan strategi dan saran untuk meningkatkan komunikasi, penyelesaian konflik, dan keharmonisan dalam hubungan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pembuatan rencana dan tujuan terapi, dan melakukan tindakan pengawasan untuk memastikan hasil yang baik bagi klien yang sedang dalam proses terapi.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Terapis Keluarga atau Terapis Perkawinan adalah seseorang yang penyabar, empatik, dan memiliki kemampuan mendengarkan yang baik serta mampu memberikan nasihat yang bijaksana.
Mengingat pekerjaan ini melibatkan permasalahan keluarga yang kompleks, seorang terapis juga harus memiliki keahlian dalam mengelola konflik, memahami dinamika keluarga, dan memiliki ketajaman analisis dalam membantu memecahkan masalah.
Jika kamu tidak memiliki empati yang kuat, sulit untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, dan tidak sabar dalam menyelesaikan masalah keluarga, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai terapis keluarga atau terapis perkawinan.
Miskonsepsi tentang Terapis Keluarga atau Terapis Perkawinan adalah bahwa mereka mampu menyembuhkan semua masalah dalam hubungan keluarga atau perkawinan. Realitanya, mereka bertindak sebagai mediator dan membantu pasangan atau keluarga untuk memperbaiki hubungan mereka, tetapi bukan sebagai penyembuh ajaib.
Sebuah ekspektasi yang salah tentang Terapis Keluarga atau Terapis Perkawinan adalah bahwa mereka akan memberikan solusi instan untuk masalah-masalah rumah tangga. Kenyataannya, proses terapi ini membutuhkan waktu, komitmen, dan kerja keras dari semua pihak yang terlibat untuk melihat perubahan yang signifikan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti psikolog atau konselor adalah bahwa Terapis Keluarga atau Terapis Perkawinan lebih berfokus pada dinamika keluarga atau hubungan pasangan, sedangkan psikolog atau konselor biasanya bekerja dengan individu dalam mengatasi masalah pribadi mereka.