Pekerjaan sebagai ahli hadis melibatkan studi mendalam dan penelitian terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
Tugas utama meliputi analisis dan interpretasi hadis-hadis untuk memahami makna, konteks, dan relevansinya dalam kehidupan modern.
Selain itu, pekerjaan ini juga memerlukan kemampuan untuk mengkritisi dan membedakan hadis-hadis yang sahih, dhaif, dan palsu.
Profil orang yang cocok untuk menjadi seorang ahli hadis adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hadis, mampu melakukan penelitian dengan teliti dan kritis, serta memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan komprehensif kepada orang lain.
Sementara itu, seorang ahli hadis juga perlu memiliki kehormatan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW dan integritas yang tinggi dalam mendapatkan, menghimpun, dan menyebarkan hadis-hadis tersebut kepada masyarakat.
Jika kamu tidak memiliki pengetahuan luas dan tidak memiliki minat dalam mempelajari dan menyampaikan hadis-hadis, maka kemungkinan kamu tidak cocok sebagai seorang ahli hadis.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli Hadis adalah bahwa mereka hanya menghafalkan Hadis tanpa memahami konteks dan maknanya secara mendalam. Padahal, seorang Ahli Hadis memiliki pemahaman yang mendalam tentang metodologi kritik hadis dan bisa menganalisis kualitas dan keaslian hadis tersebut.
Dalam ekspektasi, seorang Ahli Hadis diharapkan mampu menyebarkan pengetahuan hadis secara luas kepada masyarakat. Namun, realitanya, mereka biasanya lebih fokus pada penelitian dan mengembangkan kajian ilmiah terkait hadis, sehingga penyebaran pengetahuan hadis mungkin terbatas hanya kepada kalangan akademisi atau peneliti.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti Penghafal Hadis, adalah bahwa seorang Ahli Hadis lebih menekankan pada aspek pemahaman dan pengkajian kritis terhadap hadis, sedangkan Penghafal Hadis lebih mengedepankan hafalan dan penyalinan hadis tanpa mendalami konteks dan pemahamannya secara mendalam.