Pekerjaan sebagai ahli kebijakan hewan melibatkan analisis dan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan hewan.
Tugas utama meliputi penelitian mendalam tentang isu-isu terkait hewan, berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, dan mengadvokasi kebijakan yang mendukung hak-hak hewan.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pengawasan dan penegakan kebijakan yang ada untuk memastikan perlindungan yang optimal bagi hewan.
Seorang ahli kebijakan hewan yang cocok adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang hewan dan dapat menganalisis serta merancang kebijakan yang melindungi hewan secara efektif.
Mengingat isu-isu sensitif yang terkait dengan perlindungan hewan, seorang ahli kebijakan hewan juga harus memiliki kepekaan sosial dan moral serta kemampuan berkomunikasi yang baik untuk mempengaruhi kebijakan dan mencapai perlindungan yang lebih baik bagi hewan.
Jika kamu tidak memiliki empati terhadap hewan, tidak tertarik dengan isu-isu kesejahteraan hewan, dan tidak peduli dengan keseimbangan ekosistem, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Ahli kebijakan hewan adalah bahwa pekerjaannya hanya mengurus binatang peliharaan. Padahal, tugasnya meliputi aspek perlindungan dan kesejahteraan hewan secara luas.
Ekspektasi yang salah adalah menganggap Ahli kebijakan hewan hanya akan bekerja di kebun binatang atau penangkaran satwa. Padahal, mereka juga terlibat dalam perumusan kebijakan di pemerintahan dan organisasi non-profit.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti Dokter hewan, adalah bahwa Ahli kebijakan hewan lebih fokus pada aspek kebijakan, regulasi, dan legislasi untuk memastikan kesejahteraan hewan, sedangkan Dokter hewan lebih fokus pada aspek medis dan kesehatan hewan secara individu.