Pekerjaan ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian proses produksi pada perkebunan organik.
Tugas utama adalah mengelola penjadwalan tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen pada perkebunan organik.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pemantauan kualitas hasil produksi, pengendalian biaya produksi, dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi perkebunan organik.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan ahli manajemen produksi perkebunan organik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan luas tentang praktik pertanian organik, memahami proses produksi perkebunan, dan mampu mengelola sumber daya dengan efektif.
Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dengan cepat serta pemahaman tentang prinsip-prinsip keberlanjutan juga sangat penting dalam pekerjaan ini.
Seseorang yang tidak terbiasa dengan prinsip-prinsip produksi organik, tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pertanian, dan tidak memiliki keterampilan manajerial yang diperlukan, mungkin tidak cocok untuk menjadi ahli manajemen produksi perkebunan organik.
Miskonsepsi tentang profesi ahli manajemen produksi perkebunan organik adalah bahwa mereka hanya perlu mengurus tanaman tanpa memperhatikan segi ekonomi. Namun, realitanya ahli manajemen produksi perkebunan organik harus mengoptimalkan produksi tanaman secara organik sekaligus mempertimbangkan faktor biaya yang efisien.
Ekspektasi umumnya adalah bahwa ahli manajemen produksi perkebunan organik selalu bekerja di lingkungan perkebunan yang ideal dan memiliki hasil panen yang melimpah. Namun, realitanya mereka akan menghadapi tantangan seperti perubahan cuaca, hama penyakit, dan perubahan regulasi pemerintah yang dapat mempengaruhi produksi dan hasil panen.
Perbedaan antara profesi ahli manajemen produksi perkebunan organik dengan profesi yang mirip, seperti ahli pertanian konvensional, adalah bahwa ahli manajemen produksi perkebunan organik lebih fokus pada penggunaan metode pertanian yang ramah lingkungan, tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia sintetis. Mereka juga harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pertanian organik yang berbeda-beda dari pertanian konvensional.