Pekerjaan sebagai seorang aktivis hak asasi manusia melibatkan advokasi, pemberdayaan, dan penegakan hak asasi manusia.
Tugas utama meliputi pengumpulan data, investigasi, dan dokumentasi pelanggaran hak asasi manusia serta memperjuangkan keadilan dan kebebasan bagi korban.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penyuluhan, pendidikan, dan sensitivitas terhadap isu-isu sosial dan politik yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Seorang yang peduli dengan isu-isu sosial, peka terhadap kepentingan masyarakat, dan memiliki semangat untuk melawan ketidakadilan, cocok dengan menjadi seorang aktivis hak asasi manusia.
Kepekaan empati yang tinggi dan kemampuan negosiasi yang baik juga merupakan profil orang yang cocok dengan pekerjaan sebagai aktivis hak asasi manusia.
Jika kamu tidak tahan melihat ketidakadilan dan tidak memiliki motivasi kuat untuk berjuang untuk perubahan sosial, kemungkinan kamu tidak cocok sebagai seorang aktivis hak asasi manusia.
Miskonsepsi tentang aktivis hak asasi manusia adalah bahwa mereka hanya dapat berbicara dan beraksi dalam hal-hal besar dan penting, padahal sebenarnya kerja mereka juga mencakup upaya kecil dan konsisten dalam mengadvokasi hak-hak manusia sehari-hari.
Ekspektasi terhadap aktivis hak asasi manusia adalah bahwa mereka harus berhasil dan mengubah dunia dalam waktu singkat, sedangkan realitasnya sering kali mereka menghadapi tantangan besar, seperti adanya perlawanan dan sistem yang sulit diubah.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, seperti advokat atau pegiat sosial, adalah bahwa aktivis hak asasi manusia lebih berkonsentrasi pada upaya memperjuangkan dan melindungi hak asasi manusia secara luas, tanpa memandang kasus atau individu tertentu.