Pekerjaan sebagai geofisikawan gunung berapi melibatkan pemantauan dan analisis aktivitas seismik, termal, dan gas dari gunung berapi.
Tugas utama meliputi pemasangan dan pemeliharaan perangkat pemantau seperti seismograf, termometer, dan gasometer, serta memantau data yang diperoleh secara berkala.
Selain itu, geofisikawan gunung berapi juga bertanggung jawab untuk memperkirakan potensi letusan gunung berapi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat setempat jika terdapat tanda-tanda bahaya.
Seorang geofisikawan gunung berapi idealnya adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang geologi dan geofisika, serta memiliki kemampuan analisis yang kuat untuk menginterpretasi data dan prediksi aktivitas gunung berapi.
Selain itu, seorang geofisikawan gunung berapi juga perlu memiliki keterampilan lapangan yang baik, termasuk kemampuan dalam pengambilan sampel tanah dan batuan di daerah gunung berapi.
Jika kamu tidak memiliki ketahanan fisik yang baik, tidak tahan dengan suhu panas, dan tidak suka menghadapi risiko, kamu kemungkinan tidak cocok menjadi geofisikawan gunung berapi.
Miskonsepsi tentang geofisikawan gunung berapi adalah ekspektasi bahwa mereka selalu berada di dekat gunung berapi yang meletus, padahal sebagian besar pekerjaan mereka dilakukan di laboratorium dan menggunakan data dan pemodelan untuk mengidentifikasi tanda-tanda erupsi.
Realita dari menjadi geofisikawan gunung berapi adalah bahwa pekerjaan mereka mencakup analisis data yang rumit, eksplorasi lapangan yang luas, dan kegiatan riset yang berkelanjutan untuk memahami perilaku dan kemungkinan erupsi gunung berapi.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti vulkanolog adalah bahwa geofisikawan gunung berapi lebih berfokus pada studi dan analisis tentang perilaku gunung berapi menggunakan metode geofisika, sementara vulkanolog lebih berfokus pada interpretasi erupsi dan pengamatan langsung di wilayah gunung berapi.