Sebagai manajer proyek pendidikan luar sekolah, tugas utama adalah mengelola dan mengawasi semua aspek proyek pendidikan tersebut.
Tanggung jawab meliputi perencanaan program, pengorganisasian kegiatan, pengawasan staf, serta pengumpulan dan analisis data untuk mengevaluasi efektivitas program tersebut.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerja sama dengan pihak terkait, seperti sekolah, komunitas, dan organisasi donor, untuk memastikan kesinambungan dan kesuksesan proyek pendidikan luar sekolah.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Manajer Proyek Pendidikan Luar Sekolah adalah seorang yang kreatif, memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, dan berorientasi pada tujuan, karena pekerjaan ini melibatkan pengembangan program pendidikan yang inovatif dan koordinasi tim.
Seorang kandidat juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu bekerja dengan beragam pihak, seperti guru, siswa, dan komunitas, serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang pendidikan dan kebutuhan masyarakat.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan ini adalah mereka yang tidak memiliki pengalaman dalam manajemen proyek, tidak berkomunikasi dengan baik, dan tidak memiliki minat dalam pendidikan informal atau luar sekolah.
Miskonsepsi tentang Manajer Proyek Pendidikan Luar Sekolah adalah bahwa mereka hanya perlu mengatur acara dan tidak terlalu banyak bekerja. Namun, realitanya, mereka harus menghadapi tantangan yang kompleks, seperti mengkoordinasikan anggaran, membangun kemitraan, dan mengelola risiko proyek.
Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa mereka hanya perlu fokus pada aspek pendidikan saja. Padahal, Manajer Proyek Pendidikan Luar Sekolah juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, keterampilan komunikasi yang baik, serta kemampuan analitis dan strategis.
Perbedaan signifikan dengan profesi yang mirip, seperti Manajer Pendidikan atau Koordinator Proyek, adalah bahwa Manajer Proyek Pendidikan Luar Sekolah memiliki tanggung jawab yang lebih spesifik dan fokus pada program-program luar sekolah, seperti kursus bimbingan, kegiatan ekstrakurikuler, atau program pemberdayaan masyarakat.