Mengkaji, memantau, dan mengadvokasi isu kekerasan dalam rumah tangga.
Mengumpulkan data, mengidentifikasi tren, dan menganalisis dampak kekerasan dalam rumah tangga pada korban dan masyarakat.
Melakukan kampanye, pendidikan, dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan dalam rumah tangga dan mendorong perubahan sosial yang positif.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Pemerhati Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah seseorang yang peka terhadap isu-isu sosial, memiliki empati yang tinggi, dan memiliki kemampuan mendengarkan yang baik.
Karena pekerjaan ini melibatkan interaksi dengan korban kekerasan, seorang kandidat juga harus memiliki keahlian penyelesaian konflik dan dapat bekerja secara sensitif dan tanpa prasangka.
Orang yang tidak memiliki empati dan sensitivitas terhadap masalah kekerasan dalam rumah tangga tidak cocok untuk menjadi pemerhati dalam pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi Pemerhati kekerasan dalam rumah tangga adalah bahwa mereka hanya memberikan dukungan emosional, padahal sebenarnya mereka juga bertindak sebagai mediator dan koordinator untuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada korban.
Ekspektasi yang salah tentang profesi Pemerhati kekerasan dalam rumah tangga adalah bahwa mereka bisa mengubah perilaku pelaku menjadi lebih baik dalam waktu singkat, padahal realitanya perubahan membutuhkan proses panjang dan kerjasama dari semua pihak terkait.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti konselor atau terapis adalah bahwa Pemerhati kekerasan dalam rumah tangga memiliki keahlian khusus dalam mengidentifikasi, menangani, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, sementara konselor atau terapis memiliki bidang kerja yang lebih luas dan fokus pada aspek psikologis dan emosional.