Pekerjaan sebagai pemimpin organisasi masyarakat sipil meliputi pengelolaan strategi dan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tugas utama meliputi mengkoordinasikan tim, mengembangkan program dan proyek yang relevan, serta memimpin perencanaan dan pelaksanaan kegiatan organisasi.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan advokasi dan pengarahan kepada pihak terkait untuk memperjuangkan kepentingan dan hak-hak masyarakat yang diwakili oleh organisasi.
Seorang pemimpin organisasi masyarakat sipil harus memiliki kepemimpinan yang kuat, kemampuan komunikasi yang baik, dan memiliki pemahaman yang luas tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan.
Kemampuan dalam merencanakan strategi, memotivasi anggota, dan mengatasi konflik juga sangat penting dalam posisi ini.
Orang yang tidak cocok dengan pekerjaan pemimpin organisasi masyarakat sipil adalah mereka yang tidak memiliki keterampilan komunikasi yang kuat, tidak memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap masalah sosial, serta tidak memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengatur sebuah tim.
Miskonsepsi tentang profesi pemimpin organisasi masyarakat sipil adalah bahwa mereka hanya bertindak sebagai aktor politik yang mencari kekuasaan, padahal sebenarnya mereka berjuang untuk kepentingan masyarakat secara kolektif.
Ekspektasi terhadap pemimpin organisasi masyarakat sipil seringkali mengharapkan mereka memiliki solusi instan untuk masalah sosial, namun realitanya mereka harus melibatkan banyak pihak dan menghadapi berbagai hambatan.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti pemimpin politik adalah bahwa pemimpin organisasi masyarakat sipil tidak bertujuan untuk memenangkan pemilihan atau menjabat secara politik, melainkan fokus pada perubahan sosial yang berkelanjutan dan tanpa kepentingan pribadi.