Pekerjaan sebagai Penasehat Fiqh dan Hadits melibatkan memberikan nasihat dan bimbingan dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum Islam dan petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam Hadits Nabi.
Tugas utama meliputi menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memberikan klarifikasi secara hukum tentang permasalahan yang dihadapi oleh umat muslim dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan penelitian dan kajian mendalam terhadap kitab-kitab Fiqh dan Hadits untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam bidang ini.
Seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Fiqh dan Hadits serta mampu menganalisis serta memberikan nasihat sesuai dengan konteks dan masalah yang dihadapi, akan cocok sebagai Penasehat Fiqh dan Hadits.
Kemampuan berkomunikasi dengan jelas, sabar, dan memiliki integritas yang tinggi juga sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai Penasehat Fiqh dan Hadits.
Jika kamu tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang fiqh dan hadits, serta tidak tertarik pada kajian agama, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang penasehat fiqh dan hadits adalah bahwa mereka hanya duduk dan memberikan nasihat agama, padahal dalam realitasnya mereka juga bertanggung jawab untuk melakukan riset, mengajar, dan menulis karya ilmiah.
Ekspektasi umum adalah bahwa penasehat fiqh dan hadits harus memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang agama, namun realitanya mereka juga harus membekali diri dengan pemahaman dalam bidang ilmu sosial dan kemanusiaan.
Perbedaan mendasar antara penasehat fiqh dan hadits dengan profesi yang mirip, seperti ustadz atau ulama, adalah bahwa penasehat fiqh dan hadits lebih menekankan pada keahlian dalam memahami dan menginterpretasikan hukum agama Islam berdasarkan sumber-sumber yang sahih, seperti Al-Quran dan Hadits, sedangkan profesi yang mirip lebih mencakup berbagai aspek moral dan spiritual dalam pengajaran agama kepada umat.