Penasihat Kebijakan Luar Negeri

  Profil Profesi

Sebagai penasihat kebijakan luar negeri, tugas utama meliputi memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam pengambilan keputusan terkait hubungan internasional.

Pekerjaan ini juga melibatkan analisis dan evaluasi terhadap kebijakan luar negeri yang ada, serta mengidentifikasi risiko dan peluang yang mungkin timbul di dalamnya.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk melakukan negosiasi dan diplomasi untuk memajukan kepentingan nasional.

Apa saya cocok bekerja sebagai Penasihat kebijakan luar negeri?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Penasihat Kebijakan Luar Negeri adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang hubungan internasional, kebijakan luar negeri, dan isu-isu global.

Mereka juga harus memiliki kemampuan analisis yang kuat, kepekaan politik, serta kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi yang baik dengan pihak-pihak terkait.

Jika kamu tidak memiliki minat atau pengetahuan dalam hubungan internasional dan kurang memiliki kemampuan analisis serta kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai Penasihat Kebijakan Luar Negeri.

Konsep, ekspektasi dan realita

Salah satu miskonsepsi tentang profesi Penasihat Kebijakan Luar Negeri adalah bahwa mereka memiliki kekuasaan langsung dalam pengambilan keputusan diplomatik. Namun, realitanya adalah mereka lebih berperan sebagai ahli dan memberikan saran kepada pemimpin politik untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan.

Sebuah ekspektasi yang salah tentang Penasihat Kebijakan Luar Negeri adalah bahwa mereka hanya fokus pada analisis politik. Padahal, realitanya adalah mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek termasuk ekonomi, keamanan, budaya, dan hukum internasional.

Perbedaan yang signifikan dengan profesi yang mirip, seperti diplomat, adalah bahwa Penasihat Kebijakan Luar Negeri lebih berperan sebagai pengamat dan analis yang memberikan saran berdasarkan pemahaman mereka tentang kepentingan nasional dan hubungan internasional. Sementara diplomat lebih terlibat dalam tahapan implementasi kebijakan luar negeri yang sudah ditetapkan.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Hubungan Internasional
Studi Politik
Diplomasi
Kajian Keamanan Internasional
Kajian Asia Tenggara
Hukum Internasional
Ekonomi Internasional
Ilmu Komunikasi Internasional
Studi Amerika Serikat
Kajian Energi dan Sumber Daya Alam

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Badan Intelijen Negara (BIN)
Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri
PT Pertamina (Persero)
PT Freeport Indonesia
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Astra International Tbk
PT Unilever Indonesia Tbk