Peneliti di lembaga advokasi bertanggung jawab dalam mengumpulkan data, informasi, dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung aktivitas advokasi.
Tugas utama meliputi melakukan penelitian lapangan, pengumpulan data, analisis kebijakan, dan menyusun laporan hasil penelitian.
Selain itu, peneliti juga bekerja sama dengan tim advokasi untuk menyediakan informasi yang akurat dan relevan guna mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh lembaga tersebut.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan sebagai Peneliti di lembaga advokasi adalah seseorang yang memiliki kemampuan analisis yang tinggi, ketelitian dalam pengumpulan data, dan keahlian dalam penelitian hukum.
Selain itu, seorang peneliti juga perlu memiliki motivasi yang tinggi, ketekunan dalam mencari informasi dan keberanian dalam mengungkap kebenaran.
Jika kamu tidak tertarik dengan riset mendalam, kurang memiliki keterampilan analitis, dan kurang mampu berkomunikasi dengan baik, kemungkinan kamu tidak cocok dengan pekerjaan sebagai peneliti di lembaga advokasi.
Miskonsepsi tentang profesi peneliti di lembaga advokasi adalah bahwa mereka hanya bekerja di belakang layar tanpa berinteraksi langsung dengan klien. Padahal, sebagian besar peneliti juga terlibat dalam kerja lapangan dan berinteraksi dengan klien untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
Ekspektasi umum tentang pekerjaan peneliti di lembaga advokasi adalah bahwa mereka akan langsung terlibat dalam proses persidangan dan memberikan argumen hukum. Realitanya, peneliti lebih fokus pada pengumpulan dan analisis data untuk mendukung kasus yang dibawa oleh tim advokasi.
Perbedaan utama antara profesi peneliti di lembaga advokasi dengan profesi pengacara adalah peran utama mereka dalam proses hukum. Sementara pengacara bertanggung jawab untuk memberikan ulasan hukum dan mewakili klien di pengadilan, peneliti bekerja untuk mendukung tim advokasi dengan menyediakan bukti dan informasi yang relevan untuk menguatkan kasus.