Peneliti Konflik Keluarga

  Profil Profesi

Pekerjaan sebagai peneliti konflik keluarga melibatkan mengumpulkan data dan informasi mengenai penyebab, dinamika, dan dampak dari konflik dalam hubungan keluarga.

Tugas utamanya meliputi wawancara dengan anggota keluarga, observasi langsung, dan analisis dokumen terkait, untuk menemukan pola dan faktor yang mempengaruhi konflik di dalam keluarga.

Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan pembuatan laporan dan rekomendasi untuk membantu keluarga dalam mengatasi konflik tersebut dan membangun hubungan yang lebih harmonis.

Apa saya cocok bekerja sebagai Peneliti Konflik Keluarga?

Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan Peneliti Konflik Keluarga adalah seorang yang memiliki kepekaan empati yang tinggi, mampu berkomunikasi dengan baik, dan memiliki kemampuan analisis yang tajam. Pekerjaan ini juga membutuhkan seseorang yang objektif, terorganisasi, dan dapat bekerja mandiri.

Jika kamu adalah seseorang yang tidak memiliki empati dan tidak dapat merangkul berbagai pandangan dan perspektif, maka pekerjaan sebagai peneliti konflik keluarga mungkin tidak cocok untukmu.

Konsep, ekspektasi dan realita

Miskonsepsi tentang profesi Peneliti Konflik Keluarga adalah bahwa mereka hanya bertugas untuk mengamati dan menganalisis konflik keluarga, tanpa memberikan solusi yang konkret. Padahal, tugas mereka juga melibatkan penelitian untuk mengidentifikasi faktor penyebab konflik dan memberikan rekomendasi untuk pemecahannya.

Ekspektasi yang salah tentang profesi ini adalah bahwa Peneliti Konflik Keluarga akan menjadi "penyelamat" yang dapat mengubah situasi keluarga menjadi harmonis secara instan. Padahal, realitanya mereka hanya memberikan saran dan bimbingan, sedangkan keluarga harus bekerja keras untuk mengubah pola pikir dan perilaku mereka sendiri agar konflik dapat diselesaikan.

Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti Konselor atau Terapis Keluarga adalah bahwa Peneliti Konflik Keluarga lebih fokus pada aspek penelitian untuk mengidentifikasi penyebab konflik dan memberikan rekomendasi berdasarkan temuan penelitian. Sementara Konselor atau Terapis Keluarga lebih berfokus pada memberikan dukungan emosional dan bimbingan langsung kepada anggota keluarga untuk mengatasi konflik.

Jurusan Kuliah yang Mendukung

Studi Gender
Psikologi
Sosiologi
Studi Pembangunan
Pendidikan Keluarga
Studi Perdamaian
Studi Konflik dan Rekonsiliasi
Studi Komunikasi
Antropologi
Studi Hukum

Contoh perusahaan atau institusi yang membutuhkan

Lembaga Kajian Konflik Keluarga (LK3)
Pusat Studi Konflik Keluarga (PSKK)
Rumah Mediasi Konflik Keluarga
Firma Hukum Spesialis Konflik Keluarga
Bank Data Konflik Keluarga (BDKK)
Badan Penelitian Konflik Keluarga (BPKK)
Klinik Psikologi Konflik Keluarga
Lembaga Konsultasi Konflik Keluarga (LKKK)
Pusat Pelatihan Profesi Peneliti Konflik Keluarga
Unit Penelitian dan Pengembangan Konflik Keluarga (UPKK)