Pekerjaan sebagai penulis buku atau jurnalis budaya melibatkan penelitian mendalam tentang topik budaya yang akan ditulis.
Tugas utama meliputi wawancara dengan tokoh-tokoh budaya, penulisan artikel atau buku, serta pengeditan dan revisi naskah.
Selain itu, pekerjaan ini juga melibatkan riset untuk mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan budaya dan mengikuti acara atau kejadian budaya untuk menghasilkan konten yang relevan.
Seorang penulis buku atau jurnalis budaya yang cocok adalah seseorang yang memiliki jiwa kreatif, pengamatan yang tajam, serta memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai aspek kebudayaan.
Tidak hanya itu, individu yang cocok untuk pekerjaan ini juga harus memiliki kemampuan menulis yang baik, ketekunan dalam melakukan riset, dan juga keterbukaan untuk menggali ide-ide baru dalam dunia kebudayaan.
Jika kamu tidak memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, kurang peka terhadap budaya dan kurang memiliki ketertarikan pada proses penulisan, kemungkinan kamu akan tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Ekspektasi miskonsepsi tentang profesi penulis buku adalah bahwa mereka selalu hidup dalam kemewahan dari royalti buku mereka, padahal sebagian besar penulis buku harus menggabungkan pekerjaan lain untuk menghidupi diri mereka.
Ekspektasi miskonsepsi tentang jurnalis budaya adalah bahwa mereka hanya menghadiri acara-acara seni dan budaya yang mengasyikkan, padahal sebagian besar tugas mereka melibatkan penelitian yang mendalam dan penulisan yang rinci.
Perbedaan dengan profesi yang mirip, penulis buku lebih berfokus pada menciptakan karya-karya fiksi dan non-fiksi untuk konsumsi pembaca, sedangkan jurnalis budaya lebih berfokus pada meliput dan menganalisis perkembangan seni dan budaya dalam masyarakat.