Penyiar radio atau presenter acara budaya bertanggung jawab dalam menyampaikan konten-konten budaya melalui program radio.
Tugas utamanya adalah menyusun, mengolah, dan menyajikan isi acara yang berkaitan dengan budaya, seperti wawancara dengan seniman, ulasan film atau musik, serta pengenalan tradisi dan adat istiadat.
Selain itu, sebagai penyiar radio atau presenter acara budaya, mereka juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai dunia budaya agar mampu menghibur dan memberikan informasi yang berkualitas kepada pendengar.
Profil orang yang cocok untuk tipe pekerjaan sebagai penyiar radio atau presenter acara budaya adalah seseorang yang memiliki kepribadian yang ramah, berjiwa seni, dan mampu berkomunikasi dengan baik untuk menarik perhatian pendengar atau penonton.
Mereka juga harus memiliki pengetahuan serta minat yang luas mengenai dunia musik, budaya, dan seni agar mampu memberikan konten yang menarik dan bermakna dalam acara yang mereka bawakan.
Jika kamu tidak nyaman berbicara di depan umum, sulit mengimprovisasi, dan tidak memiliki keahlian komunikasi yang baik, kemungkinan kamu akan tidak cocok dengan pekerjaan ini.
Miskonsepsi tentang profesi penyiar radio atau presenter acara budaya adalah bahwa pekerjaannya hanya berpusat pada membacakan skrip dan tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang kompleks. Namun, realitasnya adalah mereka harus memiliki kemampuan improvisasi, mengolah informasi secara cepat, dan menghubungkan dengan pendengar secara empatik.
Ada harapan bahwa seorang penyiar radio atau presenter acara budaya hanya perlu tampil baik di depan kamera atau mikrofon tanpa persiapan dan latihan yang intens. Padahal, realitanya mereka harus melakukan riset yang mendalam, membuat konten yang menarik, dan terus mengasah keterampilan presentasi mereka.
Perbedaan dengan profesi yang mirip seperti aktor atau bintang televisi adalah bahwa penyiar radio atau presenter acara budaya lebih fokus pada suara dan kemampuan berbicara mereka. Mereka diharapkan untuk menghidupkan suasana melalui suara mereka, menggambarkan situasi dengan kata-kata, dan mempertahankan keberlanjutan dalam penyampaian pesan mereka tanpa bantuan visual.